BEKASIMEDIA.COM

Menu

Mode Gelap
Soal Kisruh Data PKH Ini Penjelasan, Anggota DPRD Enie Widhiastuti Ketua Fraksi PKS Kota Bekasi Terkait TKK Minta Pemkot Lakukan Langkah Ini Bawaslu Kota Bekasi Ingatkan di Masa Sosialisasi Para Caleg dan Partai Pahami Aturan yang Berlaku Islamic Book Fair 2023: Memperkenalkan Buku sebagai Pilar Peradaban Dishub Kota Bekasi Batasi Operasional Kendaraan Besar, Khusus Kendaraan Sumbu Tiga Keatas

Berita Terbaru · 18 Sep 2016 12:27 WIB ·

Orangtua Murid SDN Jatirahayu V, Sebut Pernyataan Ketua Komite Sekolah Mengada-ada


 Orangtua Murid SDN Jatirahayu V, Sebut Pernyataan Ketua Komite Sekolah Mengada-ada Perbesar

BEKASIMEDIA.COM – Pernyataan Ketua Komite Sekolah, Sodikin terkait alasan penjualan buku di Sekolah Standar Nasional SDN Jatirahayu V, Pondok Melati dibantah oleh sebagian orangtua murid yang merasa keberatan atas keputusan tersebut.
El, salah satu orangtua murid, mengaku pernyataan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan. Sebab, buku referensi tersebut malah menjadi buku ajar. Buku teks dari pemerintah sebelumnya sudah diberikan kepada murid. Kemudian, lanjut dia, setelah buku referensi itu turun, buku teks tersebut akhirnya ditarik kembali oleh pihak sekolah.
“Buku teks yang dari pemerintah itu sebenarnya sudah ada. Namun, sekitar seminggu menggunakan buku teks dari pemerintah, buku referensi dari penyedia turun dan pihak sekolah kemudian menarik buku teks tersebut dari murid-murid,” bebernya.
Jika tidak ada paksaan kepada orangtua murid, kata dia, mengapa harga buku sudah dibandrol harga Rp 468 ribu, meskipun pembayarannya menggunakan kurun waktu.
“Kalau tidak ada paksaan, kenapa harga bukunya sudah dibanderol Rp 468 ribu. Dan dalam tempo satu bulan buku itu harus sudah dilunasi orangtua murid?” ungkap dia.
Orangtua lain yang keberatan, FA, juga menyebutkan, buku itu dinilai hanya dalih  untuk mendapatkan infokus. Padahal, infokus tidak menjadi prioritas sekolah, karena menurut dia, banyak yang lebih prioritas dari sekadar infokus.
“Sebenarnya, infokus itu kan tidak harus menjadi prioritas sekolah, kenapa harus itu yang dijadikan dalih untuk menutupi praktik penjualan buku referensi tersebut?” kata FA.
Ia juga mengaku, sampai saat ini anaknya yang duduk di bangku kelas 4, tidak memiliki buku referensi. Padahal, ketua komite dan pihak sekolah berkoar-koar bahwa tidak ada paksaan pembelian buku referensi, dan akan dibagikan kepada siswa kurang mampu secara cuma-cuma.
“Ketua komite  bilang gak ada paksaan dan siswa kurang mampu akan diberikan gratis, tapi kok masih banyak yang belum punya buku itu?” tanyanya heran.
FA menambahkan, murid yang belum membeli buku referensi akan berdampak terhadap proses beajar sebab, materi pelajaran yang disampaikan guru mengacu kepada buku referensi.
“Kalau murid yang tidak punya buku referensi, tidak diberikan tugas  belajar. Apakah itu tidak merugikan siswa?” tandas FA. (*)
Ilustrasi buku paket: siapbelajar.com

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Terpilih Lagi, Evi Mafriningsianti Komitmen Lanjutkan Pembangunan Infrastruktur Di Dapil 1

19 April 2024 - 06:16 WIB

Jelang Idul Fitri Anis Byarwati Bagikan Paket Sembako dan Bingkisan Lebaran Untuk Masyarakat Jakarta Timur

18 April 2024 - 12:20 WIB

Diyanto Bangga Jadi Peserta JKN

17 April 2024 - 16:28 WIB

Peserta ini Akui Tidak Ada Diskriminasi Pelayanan Bagi Peserta JKN

17 April 2024 - 16:23 WIB

Masuk di Usia Senja, Giyem Merasa Tenang jadi Peserta JKN

17 April 2024 - 16:18 WIB

Kesan Pertama Berobat Menggunakan Program JKN Begitu Memuaskan

17 April 2024 - 16:13 WIB

Trending di Berita Terbaru